Banting Setir dari Kontraktor Joko Darmono Sukses Usaha Angkringan

Untuk menjadi seorang pengusaha memang dibutuhkan semangat juang tinggi dan kerja keras. Meskipun gagal, namun semangat berjuang tidak boleh padam. Itulah yang terjadi pada Joko Darmono, pria paruh baya asal kota kuliner, Solo ini, tetap berusaha meskipun modal yang ada semakin menipis.

Awalnya, pria yang kini berusia 42 tahun ini, merantau dari kota asalnya ke Jakarta . Di Jakarta, dia mengadu nasib dengan membuka usaha kontraktor gedung dan perumahan. Namun, peta persaingan usaha yang sudah didominasi nama-nama besar, membuat perusahaan yang di gagas Joko tidak bertahan lama.

“Saya dulu sempat membuat usaha kontraktor, namun kolaps karena banyak pemain besar di sana. Lalu saat itu saya hanya mempunyai uang cash Rp400 ribu. Saya berpikir dengan uang sedikit seperti itu mau usaha apa? Alhamdulillah saya dikasih keahlian memasak dan memutuskan untuk membuat usaha angkringan ini,” imbuh Joko.

Joko terbilang memiliki usaha angkringan di Jalan Mochamad Kahfi 2 Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. “Saya kan berasal Solo dekat dengan Yogyakarta makanya saya usaha ini karena memang sangat jarang warung makan seperti ini dari Jakarta ,” ungkap Joko ketika berbincang kepada okezone, belum lama ini.

Angkring, warung makan asal Jogjakarta ini memang sangat berbeda, karena penjualnya menjajakan makanan dan minuman hanya dengan gerobak dorong, namun hal itulah yang jarang sekali dijumpai di Jakarta . Angkringan dalam bahasa Jawa, berarti duduk santai.

Selain murah, kualitas rasa pun tak kalah dengan restoran mahal yang ada di pusat-pusat perbelanjaan. Karenanya, gerobak dorong tersebut hanya ditutupi kain terpal dengan suasana remang-remang membuat angkringan ramai dikunjungi remaja maupun orang tua.

Menggunakan ilmu padi, makin berisi makin merunduk, Joko yang sudah merasakan pahit manisnya perjalan usaha, memilih untuk tidak mengekspose dirinya dengan pemberitaan di media. Padahal, dia mengaku beberapa media telah mengajukan untuk meliput angkringannya tersebut, namun ditolaknya, karena tujuannya memang bukan untuk menjadi selebritis warung makan.

“Pernah dulu mau diliput sama lima media tapi saya menolak,” demikian pengakuannya. Lantas, kenapa kini dia mau membeberkan liku-liku kehidupannya.? “Karena Anda merupakan pelanggan saya. Jadi saya tidak mungkin menolak apapun permintaan pelanggan,” akunya sambil tertawa.

Dari hasil angkringan ini, Joko dapat meraup untung sebesar dan berhasil membuat lapangan pekerjaan dengan mempekerjakan tiga karyawan yang berasal dari tempat lahirnya. “Alhamdulillah saya bisa meraih untung kurang lebih Rp30 juta-Rp40 juta dan mempekerjakan tiga karyawan yang merupakan tetangga di kampung saya,” ungkap Joko.

Ke depannya, Joko berniat untuk membuka cabang di setiap daerah Jakarta . Namun, dia tidak menetapkan target pastinya ekspansi bisnisnya ini. Karena, saat ini dia hanya fokus untuk mengembangkan Angkringan yang dibangun susah payah ini. “Target ke depan memang ada niat untuk membuka cabang, namun belum tahu kapan terealisasi karena sampai saat ini saya fokus disini terlebih dahulu,” jelas Joko.

Makanan Khas

Angkringan ini banyak menjual makanan dan minuman, namun yang paling khas adalah Sego Kucing dan Kopi Joss. Sego kucing dengan sambel cabai Jawa yang terasa pedasnya dan tersedia lauk ikan teri, ikan bandeng dan ati ampela yang dijual dengan harga Rp2 ribu per bungkus.

“Kalau kopi joss itu yang paling dicari di sini. Karena selain rasanya yang nikmat, para pengunjung juga penasaran dengan cara membuatnya. Awalnya kopi hitam biasa dikasih gula lalu diceburin arang. Kan bunyi joss tuh jadi dinamakan kopi joss,” jelas pria yang biasa dipanggil Pakde ini.

Namun, bukan itu saja menu andalannya. Angkringan miliknya mempunyai menu yang tak kalah spesialnya seperti roro mendut, ceriwis, semar mesem dan wedang jahe susu. “Kebanyakan saya menamakannya dengan nama-nama yang terasa khas Jawanya, seperti roro mendut. Ini sebenarnya dalam bahasa Indonesianya biasa disebut es buah dengan campuran fanta dan susu. Nah, semar mesem itu biasa disebut es jeruk campur susu. Kalau ceriwis, seperti roro mendut tadi tetapi campurannya Sprite,” kata Joko.

Tak Sekadar Angkringan

Pria yang lahir di Solo ini mengaku, dia kerap diundang ke pernikahan langganannya. Dia didaulat, lantaran Akringanya ini menjadi saksi bisu tempat pelanggan bertemu jodoh untuk pertama kalinya. Para artis ibu kota yang sedang syuting di daerah dekat dengan angkringan juga banyak yang gemar makan di warungnya. “Alhamdulillah banyak yang kasih undangan ke saya, dan ternyata sama-sama pelanggan angkringan ini,” tuturnya seraya tertawa.

Warung makan yang diberi nama Angkringan Sumber Urip ini memiliki arti Sumber Kehidupan yang membawa keberkahan dan kerahmatan bagi para pengunjung warung makan ini. “Semoga kehidupan pengunjung angkringan ini seperti sesuai dengan namanya,” harap Joko.

Mengukur Ketinggian dari Kejauhan dengan Segitiga

Dengan menggunakan karton, penggaris, pena, paku kecil, dan benang kita dapat mengukur ketinggian pohon, menara, gedung, bukit, bahkan gunung, tanpa perlu mendatangi dan mengukur objek tersebut. Menggunakan prinsip bahwa dua segitiga sebangun akan mempunyai panjang sisi-sisi yang sama.

7 Dewa Kematian dari Berbagai Kepercayan Kuno di Dunia

Dewa memiliki bermacam-macam wujud, biasanya berwujud manusia atau binatang. Mereka hidup abadi. Mereka memiliki kepribadian masing-masing. Mereka memiliki emosi, kecerdasan, seperti layaknya manusia.

Beberapa fenomena alam seperti petir, hujan, banjir, badai, dan sebagainya, termasuk keajaiban adalah ciri khas mereka sebagai pengatur alam. Mereka dapat pula memberi hukuman kepada makhluk yang lebih rendah darinya. Berikut 7 dewa kematian dari berbagai kepercayaan yang ada di dunia.


1. Osiris


Osiris ialah dewa maut Mesir Kuno, dalam beberapa literatur mesir kuno, ia disebut juga dengan Asar, Asari, Aser, Ausar, Ausir, Wesir, Usir, Usire or Ausare. Kerajaannya terdapat di barat, ia menghakimi jiwa manusia menurut pahala yang mereka kumpulkan.


2. Anubis


Anubis dalam kepercayaan Mesir Kuno dianggap sebagai dewa kematian dengan wujud kepala anjing dan badan manusia. Anubis adalah nama Mesir untuk dewa berkepala anjing yang berhubungan dengan mumi dan kehidupan setelah kematian pada mitologi Mesir.

Pada bahasa Mesir Kuno, Anubis dikenal sebagai Inpu. Penemuan yang tertua menyebut Anubis pada teks piramid kerajaan tertua, di sana ia dihubungkan dengan kekerasan seorang raja pada saat itu.


3. Odin


Dalam Mitologi Nordik, Odin adalah pemimpin para Dewa. Namanya konon berasal dari kata "óðr" (baca: Odhr), yang berarti “perangsang”, “kemarahan”, dan “puisi”. Sebagai pemimpin para Dewa, ia memiliki banyak peran: Dewa kebijaksanaan, Dewa perang, Dewa pertempuran, dan Dewa kematian.


4. Thanatos


Thanatos adalah dewa kematian dalam mitologi Yunani. Dia membawa kematian yang tenang dan damai, berkebalikan dengan salah satu saudaranya, Ker, pembawa kematian yang menyakitkan.

Thanatos adalah anak dari Niks dan Erebos dan memiliki saudara kembar Hipnos. Saudaranya yang lain yaitu: Geras (dewa masa tua), Oizis (dewa penderitaan), Moros (dewa ajal), Apate (dewi penipuan), Momos (dewa ejekan), Eris (dewi perselisihan), Nemesis (dewi pembalasan) dan Kharon. Thanatos sering digambarkan sebagai pria tua bersayap.


5. Yama


Yama adalah dewa akhirat dalam agama Hindu. Menurut kepercayaan umat Hindu, dialah dewa yang pertama kali dijumpai oleh roh orang mati saat berangkat menuju wilayah surgawi, sehingga dia juga bergelar dewa kematian.

Tugasnya yang utama adalah mengadili roh orang mati, dengan didampingi oleh asistennya yang disebut Citragupta, pencatat karma manusia. Karena keadilannya, ia disebut pula Dharmaraja.

Yama memiliki wahana berupa seekor kerbau betina. Ia bersenjata gada atau danda dan membawa jerat. Dia memiliki dua anjing mengerikan bermata empat yang bertugas menjaga jalan yang dilewati roh orang mati menuju alam Yama.


6. Ker


Ker adalah dewi kematian dalam mitologi Yunani. Para Ker adalah dewi yang membawa kematian yang kejam, termasuk kematian dalam pertempuran, kecelakaan, pembunuhan atau penyakit.

Kebalikan dari Thanatos yang memberi kematian yang damai. Para Ker digambarkan sebagai makhluk gelap dengan cakar dan gigi bergemeretak dan haus darah.

Para Ker adalah makhluk yang haus darah dan secara kejam merobek jiwa dari tubuh yang sekarat lalu mengirimnya ke dunia bawah. Ribuan Ker berterbangan di atas area pertempuran, dan jika ada manusia yang mati, maka para Ker akan saling berebut seperti burung pemakan bangkai.

Para Ker sebenarnya tidak berkuasa atas hidup dan mati manusia namun sifat haus darah mereka menjadikan para Ker berusaha membuat orang-orang mati. Zeus dan dewa-dewa lainnya bisa menghentikan atau mempercepat para Ker.

Para dewa Olimpus sering berdiri di dekat pasukan yang mereka dukung untuk mencegah datangnya para Ker pada pasukan mereka. Para Ker juga menghantui daerah yang terkena wabah untuk mencari orang yang mati lalu mengambil jiwanya.


7. Moros


Moros adalah dewa ajal dan malapetaka dalam mitologi Yunani. Dia adalah dewa yang membawa manusia menuju ajalnya. Dia adalah putra dari Erebus dan Niks, dan saudara dari Moirai, para pelayannya.

Saudara kembar Moros, Thanatos dan Ker mewakili aspek fisik dari kematian. Ker adalah pembawa kematian yang menyakitkan, sementara Thanatos mewakili kematian yang damai.


Sumber :
apasih.com