Kumpulan Puisi karya Mariana Lumban Batu ini termasuk romantis alau menurut saya. Mungkin harus dimasukkin ke dalam kumpulan puisi cinta romantis nih. hehe...
Gundah Rasakanlah wahai engkau sang mentari Bila engkau kembali lagi esok pagi Di ufuk timur dipojok kiri kamarku Rasakanlah wahai sang rembulan Bila engkau kembali lagi esok malam Bertengger di peraduan ku yang membayang sepi Sebongkah rasa, setumpuk angan, seonggok rindu Yang pasti esokpun kan kembali bersamamu Sang mentari dan engkau sang rembulan Saat hari memilih untuk berlalu darimu Saat helai musimpun beranjak pergi menjauhimu Tentang mu Kuukir manis dibingkai pink warna hatiku Apa yang dapat ku rekam hingga Apa yang mampu ku semayamkan Dalam kitaran waktu yang singkat bersamamu Meminta Kujadikan teman pelipur lara Yang mampu mengundang Sesungging senyum di tepian bibirku Yang mampu mereda amarah Di derai aliran darahku yang merona Yang mampu menemani kelegaan Kala gundah mulai merasuki relung kalbu Sudikah hatimu merengkuh angan Yang kulambungkan di pelukan sang rembulan Yang kulontarkan pada derai angin di musim penghujan ini Yang kuteriakkan di setiap tetesan hujan Hingga kutitipkan direngkuhan sang mentari sore Akan kemanakah kucari waktu yang memilih pergi bersamamu Dalam dawai musim yang mengalir deras memahkotai tahun demi tahun Hingga membawamu pergi jauh dariku Semuanya tentangmu Apa yang mampu kuingat Apa yang mampu kutuliskan Semuanya tentangmu Yang Tersisa Seulas senyum Tiap kali kau menyapaku di daun pintu Tawa kecil Tiap kali kau terlihat menyenangi hari itu Mata melebar Tiap kali kekagetan datang mengusikmu Diam membisu Tiap kali kau disibukkan dengan mr. Matematika Tatapan kosong Tiap kali tanganmu tak ada niat melakukan apapun Mondar mandir Tiap kali kau ingin berkata sesuatu padaku Walau akhirnya kau memilih kata tidak Tatapan sinismu Tiap kali membuatku merasa bersalah Lirikan mata elangmu Tiap kali kau tak setuju dengan ideku Tawa lepasmu Tiap kali kau melihatku terhukum Aneh memang, perlakuanmu terhadapku Bahkan otakku tak mampu berpikir Hingga akhirnya aku terima saja kau perlakukan begitu kubaringkan Direngkuhan waktu 15 tahun yang lalu Helai musim pun tak mengijinkanku Mengurai detak detik waktu lagi bersamamu Setidaknya aku dapat jawaban saja Atau setidaknya kau katakan sesuatu saja Kini, Rindu menulari sekujur ragaku Bahkan selipan darahku membongkah Hingga nadiku berat untuk berpacu Menaklukkan sang waktu Hanya itu yang tersisa darimu |
Kumpulan Puisi >> Puisi Persahabatan >> Puisi Patah Hati >> Puisi Romantis >> Puisi Rindu >> Puisi Sahabat >> Puisi Ibu >> Puisi Lucu >> Puisi Sakit Hati >> Puisi Perpisahan >> Puisi Putus Cinta >> Puisi Sedih >> Puisi Bahasa Inggris >> Puisi Sunda >> Puisi Cinta Kahlil Gibran >> Puisi Harapan >> Puisi Kehidupan >> Puisi Kangen >> Puisi Humor >> Puisi Gombal >> Puisi Jatuh Cinta >> Puisi Hujan
Post a Comment